Jumat, 13 Juni 2014

Klasifikasi Spesies Mollusca



1.      Keong darat (Achatina fulica)
Klasifikasi :
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Mollusca
Classis             : Gastropoda
Ordo                : Pulmonata
Familia : Achatinadae
Genus              : Achatina
Spesies             : Achatina fulica
(Sumber: Jasin, 1984)
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa, Achatina fulica bagian tubuhnya terdiri dari kepala, badan dan bagian alat gerak (kaki). Pada kepala terdapat sepasang alat peraba yang dapat ditarik masuk ke dalam, pada bagian ujungnya terdapat titik mata yang berfungsi untuk membedakan antara keadaan gelap dan terang. Sebagian besar bagan dipergunakan sebagai alat gerak (kaki) yang hanya dapat bergerak dengan adanya kontraksi otot kaki yang bergelombang dari bagian belakang ke depan sehingga kaki membujur ke depan dan bagian belakang di seret ke depan.

2.      Keong air tawar (Helix pomata)
Klasifikasi :
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Mollusca
Classis             : Gastropoda
Ordo                : Pulmonata
Familia : Helicidae
Genus              : Helix
Spesies             : Helix pomatia
(Sumber : Jasin, 1984)
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa, Helix pomata merupakan salah satu spesies dari Mollusca yang habitatnya di air tawar. Bentuk cangkangnya bulat spiral dengan ukuran yang cukup besar. Tekstur cangkangnya agak kasar. Bagian tubuhnya terdiri dari kepala, leher, dan kaki.Sama halnya dengan Achatina fulica, pada bagian kepala Helix pomatia ini juga terdapat sepasang tentekel yang panjang dan yang pendek namun lebih panjang dari tentakelnya Achatina fulica. Tentakel yang panjang berfungsi sebagai alat penglihat dan yang pendek sepagai alat pembau. Bila ditempatkan di daerah yang kurang menguntungkan kepala dan tubuhnya akan disimpannya di dalam cangkangnya.
            Tubuhnya terdiri atas kepala, leher, kaki, dan punuk, viceral (jerohan). Pada kepala terdapat sepasang tentakel yaitu : sepasang yang pendek sebagai alat pembau. Sepasang yang panjang sebagai alat pelihat. Dibawah kepala terdapat kelenjar mucosa yang membasahi kaki.Kakinya lebar dan pipih menyerupai alat untuk berjalan dan selalu basah. Kaki dan kepala dapat disimpan dalam cangkok jika keadaan tidak mengizinkan. Cangkok yang spiral melindungi alat veceral yang terdiri atas : alat pencernaan, alat sirkulasi, alat respirasi, alat reproduksi. Mantel pembungkus seluruh tubuh dalam cangkok. Mantel tebal kecuali di daerah yang berbatasan dengan kaki. Mantel didaerah tersebut tipis dan membentuk leher yang tebal yang akan menghasilkan ekskresi untuk membuat cangkok dalam rangka untuk membesarkan diri. Di daerah tertentu krah tersebut mempunyai muara yang menuju ke ruang mantel dimana terdapat saluran respirasi. Anus terbuka di daerah seberang muara mantel.Sedang lubang genital terdapat di dekat kepala.
Darah siput tidak berwarna, terdiri dari : plasma darah, butir-butir darah,. Fungsi darah : mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh dan mengambil atau mengangkut sisa-sisa pembakaran. Jantung terletak jantung terletak di sebelah muka kloaka terdiri dari rongga perikardium, auriclum (serambi), ventriculum (bilik). Ventriculum memompa darah secara ritmis melalui saluran darah. Sebuah aorta tumbuh pada sebuah apex pada ventriculum. Selanjutnya kedua cabang posterior yang memberi darah ke daerah alat pencernaan makanan dan cabang anterior memberi darah kepala dan kaki. Darah dari arteri kapiler ke vena kapiler melalui sinus, dari sinus pergi ke mantel, dinding tubuh dan dinding rongga mantel dimana darah mengambil oksigen dan melepaskan karbondioksida. Kemudian darah ke vena paru-paru, selanjutnya membawa darah ke auriculum dan akhirnya ke antriculum.

3.      Cymaticum murinicum
Klasifikasi :
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Mollusca
Classis             : Gastropoda
Ordo                : Mesogastropoda
Familia : Cymatiidae
Genus              : Cymaticum
Spesies             : Cymaticum murinicum
(Sumber : Verma, 2002)
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa, Cymaticum murinicum mempunyai bentuk tubuh bulat lonjong seperti kura – kura kecil. Warna cangkangnya kuning kecoklatan dengan garis-garis horizontal. Spesies ini banyak ditemukan di laut.

4.      Cypraea testudinaria
Klasifikasi :
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Mollusca
Classis             : Gastropoda
Ordo                : Mesogastropoda
Familia : Cypraeidae
Genus              : Cypraea
Spesies             : Cypraea testudinaria
(Sumber :Verma, 2002)
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa, Cypraea testudinaria mempunyai tekstur cangkang yang licin dengan bentuk  seperti pepaya yang bagian ujungnya berbentuk spiral. Pada cangkangnya terdapat gambar zig zag berwarna coklat .Warna dasar cangkang adalah krim.Spesies ini habitatnya di laut.

5.      Kerang helm (Cassis cornuta)
Klasifikasi :
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Mollusca
Classis             : Gastropoda
Ordo                : Caenogastropoda
Familia : Cassidae
Genus              : Cassis
Spesies             : Cassis cornuta
(Sumber : Verma, 2002)
Cassidae adalah sebuah kelompok kecil dari moluska laut, tetapi merupakan salah satu spesies mollusca terbesar dalam hal ukuran cangkang. Salah satu spesies adalah Cassis cornuta. Ukurannya bisa mencapai 16 cm (Anonimous 2011). Spesies ini umumnya dikenal sebagai Kerang Helm atau Kerang Topi yang habitatnya terdapat di laut tropis dan subtropis, yang hidup di daerah pasang surut air laut hingga kedalaman subtidal dengan kedalaman 500 meter. Banyak dari spesies ini yang dimanfaatkan oleh industri perikanan seperti sebagai sumber makanan dan juga cangkangnya digunakan sebagai bahan hasil kerajinan tangan.



6.      Murex pectens
Klasifikasi :
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Mollusca
Classis             : Gastropoda
Ordo                : Neogastropoda
Familia : Muricidae
Genus              : Murex
Spesies             : Murex pectens
(Sumber :Verma, 2002)
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa, Murex pectens memiliki cangkang yang khas. Bentuk tubuhnya sangat khas, bagian cangkangnya seperti terdiri dari kepala yang bulat dan ekor yang runcing. Dengan di bagian tepinya terdiri dari duri – duri yang runcing panjang dan tajam. Teksturnya agak kasar. Spesies ini sering di temukan di laut.
7.      Physa gyrina
Klasifikasi :
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Mollusca
Classis             : Gastropoda
Ordo                : Basommatophora
Familia : Physidae
Genus              : Physa
Spesies             : Physa gyrina
(Sumber :Verma, 2002)
                        Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa, Physa gyrina mempunyai bagian tubuh berupa apex, apexture, dan garis – garis pertumbuhan. Hewan ini hidup dilaut. Bentuk tubuhnya mirip siput air tawar. Berwarna cokelat, tubuhnya bulat ada pad bagian apexnya seperti kerucut.

8.      Vepricardium fimbriatum
Klasifikasi :
Kingdom         :  Animalia
Phylum            : Mollusca
Classis             : Gastropoda
Ordo                : Eulamellibranchia
Familia : Carditidae
Genus              : Vepricardium
Spesies             : Vepricardium fimbriatum
(Sumber: Verma, 2002)
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa, Vepricardium fimbriatum habitatnya di laut dan memiliki dua cangkang yang dihubungkan oleh engsel. Namun pada pengamatan hanya satu bagian saja. Warna cangkangnya krim dan teksturnya kasar. Garis-garis cangkangnya vertikal beraturan dan  bentuknya cukup besar. Spesies ini banyak ditemukan di laut.

9.      Terebra undulata
Klasifikasi :
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Mollusca
Classis             : Gastropoda
Ordo                : Prosobranchia
Familia : Eullimidae
Genus              : Terebra
Spesies             : Terebra undulata
(Sumber : Verma, 2002)
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa, Terebra undulata mempunyai cangkangnya berbentuk kerucut spiral yang panjang. Berfungsi untuk melindungi tubuhnya yang lunak. Tekstur cangkangnya licin. Habitat dari hewan ini adalah di laut.

10.  Cypraea tigris
Klasifikasi :
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Mollusca
Classis             : Gastropoda
Ordo                : Mesogastropoda
Familia : Cypraeidae
Genus              : Cypraea
Spesies             : Cypraea tigris
(Sumber : Verma, 2002)
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa, Cypraea tigris termasuk dalam kelas gastropoda. Hewan ini berjalan dengan perutnya. Cangkangnya mempunayi  bentuk seperti helm dengan warna cangkang putih dengan coklat lebih dominan dan mengkilap. Tekstur permukaan cangkangnya licin.   

Cymaticum murinicum



Ocophylla sp.



ANNELIDA



PRAKTIKUM IV

Topik               :  ANNELIDA
Tujuan             :  Mengamati dan menyebutkan ciri-ciri morfologi dari cacing   
                              tanah
Hari/ Tanggal  :  Kamis/ 27 Maret 2014
Tempat            :  Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
 


  I.            ALAT DAN BAHAN
A.    Alat – alat :
1.      Sterofoam
2.      Loupe
3.      Cawan petri
4.      Jarum pentol
5.      Pinset
6.      Penggaris
B.     Bahan :
Cacing tanah (Pheretima sp)

II.            CARA KERJA
1.      Meletakkan cacing tanah yang hidup di atas cawan petri
2.      Meletakkan cacing tanah pada sterofoam, kemudian menusuk bagian atas dan bawah cacing tanah dengan jarum pentol.
3.      Mengukur panjang cacing tanah dari prostonium sampai aboral dan dari prostonium sampai klitelium.
4.      Menghitung jumlah segmen cacing tanah dengan menggunakan loup dari bagian prostonium sampai aboral dan dari bagian prostonium sampai klitelium.
5.      Menggambar morfologi dari cacing tanah dan memberi keterangan.
 III.            TEORI DASAR
                        Annelida berasal dari bahasa Yunanai yaitu “Annulus” artinya cincin kecil dan “oides” artinya bentuk. Jadi Annelida berarti cacing berbentuk cincin. Annelida terbagi atas tiga 2 kelas yaitu Oligochaeta dan polihaeta.
Pheretima termasuk ke dalam ordo Oligochaeta yang terbagi atas segmen-segmen pada bagian anterior terdapat mulut/prostomium dan badan bagian posterior terdapat anus.  Yang kita pelajari saat ini adalah ordo Oligochaeta dan Polychaeta dengan contohnya adalah Pheretima atau Megascolex. Tubuh Pheretima atau Megascolex terdiri atas segmen-segmen pada bagian anterior terdapat mulut / prostomium dan badan bagian posterior terdapat anus. Pada beberapa spesies cacing tanah memiliki jumlah segmen yang berbeda-beda dan letak klitelium pun berbeda. Pada phylum Annelida ditandai dengan adanya setae.
Pada beberapa spesies cacing tanah memiliki jumlah segmen yang berbeda-beda dan letak klitelium pun berbeda. Annelida ditandai dengan adanya setae. Cacing yang termasuk Phylum Annelida berbeda dengan cacing yang lainnya yaitu :
1.      Anggota tubuh, saluran pencernaan makanan dan dinding tubuh merupakan coeloem yang sebenarnya, dilapisi oleh epidermis yang disebut peritomium.
2.      Tubuh terbagi atas ruas-ruas yang sering disebut metameria atau somit atau gelang.
3.      Pada bagian anterior terdapat ruas praeoral, yang disebut prostomium.
4.      Sistem saraf terdiri atas sepasang ganglion, dimana tiap-tiap ganglion dihubungkan oleh sepasang saraf sehingga disebut sistem saraf tangga tali.
5.      Tubuh dilapisi oleh lapisan kutikula, tetapi bahannya bukan dari kitine.
6.      Pada rongga tubuh terdapat sekat kitin yang disebut keptum.
Hewan-hewan ini memiliki sistem digesti, saraf, ekskresi dan reproduksi yang majemuk. Sistem-sistem tersebut biasanya bersifat metamerik baik seluruhnya ataupun sebagian. Sebagian besar Annelida memiliki sistem pembuluh yang di dalamnya terdapat arah yang bersikulasi. Hewan ini bersifat diesius atau hermaprodit, walaupun pada beberapa jenis terjadi reproduksi aseksual. Dan kebanyakan Annelida menghasilkan larva yang bersilia.

Kelas I : Chaetopoda

Hidup dalam air laut, tawar atau tanah yang basah. Adanya ruas mudah dilihat sehingga setiap ruas dipisahkan oleh septa. Mempunyai coelom yang sebenarnya.
Chaetopoda terbagi menjadi 2 ordo :
a.       Ordo Polychaeta
Hidup dalam air laut, mempunyai banyak setae. Sebagai contoh : Nereis virens. Jenis kelamin terpisah dan larvanya disebut larva trochophor. Larva trochophor adalah larva yang tidak dapat bergerak sendiri hanya terbawa oleh plankton.
b.      Ordo Oligochaeta
Sebagian besar hidup di tanah yang basah dan air tawar. Oligochaeta hanya mempunyai sedikit setae dan sedikit parapoda. Pada bagian kepala tidak ada appendage (tambahan), hermaphrodit dan tidak mempunyai larva trochophor. Contoh : Lumbricus terrestris. Pada tingkat tertentu dapat menyuburkan tanah, karena lorong-lorong yang dapat diisi udara (O2) dan sisa-sisa kotorannya.

Kelas II : Archiannelida

Merupakan annelida laut yang kecil tidak mempunyai setae, tidak mempunyai parapoda. Contoh : Pollygordius appendiculatus.


Kelas III : Hirudane
Merupakan annelida pipih dorso ventral, tidak mempunyai prostomium. Biasanya tubuh terdiri dari 32 segmen, mempunyai alat penghisap, pada akhir posterior tubuh tidak mempunyai setae, parapoda dan hermaphrodit. Coelomnya kecil karena tidak mempunyai jaringan mesenkim. Sebagai contoh : Hirudo medicinalis. Hirudane terbagi menjadi tiga ordo :
a.    Ordo Achantobdellida dengan ciri tidak memiliki alat hisap anterior, proboscis atau rahang. Pada ruas 2-4 terdapat dua pasang setae yang tiap ruas, coelom bersegmen.
b.    Ordo Rhycobdellida dengaan ciri mempunyai mulut yang kecil dan hidup parasit pada keong dan kaktus serta parasit pada ikan. Contohnya : Pantobdella.
c.    Ordo Gnathobdellida memiliki ciri alat hisap anterior dan posterior biasanya memiliki tiga rahang kitin, tidak memiliki proboscis dan berwarna merah. Contoh : Hirudo medicinal.

 IV.            HASIL PENGAMATAN
A.    Tabel Pengamatan

NO

PANJANG (Cm)
JUMLAH SEGEMEN
1.
Dari prostonium sampai aboral
9,5 cm
194
2.
Dari prostonium sampai klitelium
1 cm
11

    V.            ANALISIS DATA

Klasifikasi :
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Annelida
Classis             : Oligochaeta
Ordo                : Oligochaetales
Familia             : Pheretimanidae
Genus              : Pheretima
Spesies             : Pheretima sp
(Sumber : Hegner dan Engemann. 1968)
                        Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, didapat bagian – bagian cacing tanah terdiri dari mulut, klitelium, segmen, anus, anterior, dan posterior. Panjang cacing tanah  dari bagian prostonium sampai aboral 9,5 cm dan dari prostonium sampai klitelium 1 cm. Jumlah segmen dari bagian prostonium sampai aboral adalah 194 segmen sedangkan dari bagian prostonium sampai klitelium adala 11 segmen. Warna pada cacing tanah yang diamati yaitu merah kecokelatan dengan lender di badannya. Bergerak dari kepala yang diikuti oleh badannya menggunakan ranbut – rambut getar (setae) pada tiap segmen tubuhnya.
                        Cacing tanah (Pheretima sp.) merupakan phylum Annelida dari kelas Oligochaeta. Spesies ini memiliki ciri-ciri tubuh : bagian ujung anteriornya tajam, sedangkan bagian ujung posteriornya lebih tumpul. Tiap-tiap segmen (kecuali segmen pertama dan terakhir) dilengkapi dengan setae. Mulutnya terletak di bagian anterior dekat dengan prostomium. Cacing ini berwarna merah kehitaman dan merupakan hewan hermafrodit, artinya mempunyai dua alat kelamin dalam satu tubuh. Pada segmen terakhir terdapat anus dan biasa disebut anal anus. Bereproduksi secara seksual. Sebagian besar hidup di air tawar atau di darat. Hermafrodit, tidak mempunyai parapodia dan terdapat beberapa setae pada setiap ruas. Terdapat mulut pada bagian anteriornya di segmen pertama dan anus pada bagian posteriornya. Tubuhnya bersegmen dan memiliki klitelium. Berdasarkan pengamatan, pada cacing tanah ini terlihat setai atau bulu yang terdapat pada setiap segmen. Makanan cacing tanah terdiri atas daun-daunan, sisa-sisa tumbuhan  atau hewan yang ada dalam tanah. Materi-materi tersebut dikumpulkan pada waktu malam hari dimana hewan tersebut aktif keluar dari persembunyiannya dan menggaruk-garuk tanah dengan ekornya.
Cacing tanah tidak mempunyai alat respirasi yang khusus untuk mengambil O2 dan membuang CO2. Tugas respirasi dilakukan melalui membran pada seluruh permukaan tubuh. Oleh karena itu di bawah kutikula terdapat banyak pembuluh kapiler guna memudahkan pertukaran gas CO2 dan O2.

 VI.            KESIMPULAN
1.      Morfologi luar cacing tanah antara lain prostonium, klitelium, segmen dan aboral/ anus.
2.      Cacing tanah termasuk phylum Annelida. Annelida terbagi atas tiga kelas yaitu Chaetopoda, Archiannelida, dan Hirudinae .
3.      Cacing tanah termasuk dalam kelas Chaetopoda, yang terbagi menjadi dua ordo Polychaeta dan Oligochaeta.
4.      Cacing tanah terbagi atas segmen-segmen, pada bagian anterior terdapat mulut/prostomium dan badan bagian posterior terdapat anus.









   VII.            DAFTAR PUSTAKA


Bunda Halang, Mahrudin dan Maulana. 2014. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. Banjarmasin: FKIP UNLAM Banjarmasin.

Hegner, Robert.W. & Joseph G.Engemann. 1968. Invertebrates Zoologi. The Macmillan Company Collier-Macmilllan Limited : London.

Jasin, Maskoeri, 1987. Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Sinar Wijaya. Surabaya.

Verma,PS. 2002. A Manual Of Practical Zoologi Invertebrata. Schand dan
                   Company LTD. New Delhi.