Jumat, 13 Juni 2014

ANNELIDA



PRAKTIKUM IV

Topik               :  ANNELIDA
Tujuan             :  Mengamati dan menyebutkan ciri-ciri morfologi dari cacing   
                              tanah
Hari/ Tanggal  :  Kamis/ 27 Maret 2014
Tempat            :  Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
 


  I.            ALAT DAN BAHAN
A.    Alat – alat :
1.      Sterofoam
2.      Loupe
3.      Cawan petri
4.      Jarum pentol
5.      Pinset
6.      Penggaris
B.     Bahan :
Cacing tanah (Pheretima sp)

II.            CARA KERJA
1.      Meletakkan cacing tanah yang hidup di atas cawan petri
2.      Meletakkan cacing tanah pada sterofoam, kemudian menusuk bagian atas dan bawah cacing tanah dengan jarum pentol.
3.      Mengukur panjang cacing tanah dari prostonium sampai aboral dan dari prostonium sampai klitelium.
4.      Menghitung jumlah segmen cacing tanah dengan menggunakan loup dari bagian prostonium sampai aboral dan dari bagian prostonium sampai klitelium.
5.      Menggambar morfologi dari cacing tanah dan memberi keterangan.
 III.            TEORI DASAR
                        Annelida berasal dari bahasa Yunanai yaitu “Annulus” artinya cincin kecil dan “oides” artinya bentuk. Jadi Annelida berarti cacing berbentuk cincin. Annelida terbagi atas tiga 2 kelas yaitu Oligochaeta dan polihaeta.
Pheretima termasuk ke dalam ordo Oligochaeta yang terbagi atas segmen-segmen pada bagian anterior terdapat mulut/prostomium dan badan bagian posterior terdapat anus.  Yang kita pelajari saat ini adalah ordo Oligochaeta dan Polychaeta dengan contohnya adalah Pheretima atau Megascolex. Tubuh Pheretima atau Megascolex terdiri atas segmen-segmen pada bagian anterior terdapat mulut / prostomium dan badan bagian posterior terdapat anus. Pada beberapa spesies cacing tanah memiliki jumlah segmen yang berbeda-beda dan letak klitelium pun berbeda. Pada phylum Annelida ditandai dengan adanya setae.
Pada beberapa spesies cacing tanah memiliki jumlah segmen yang berbeda-beda dan letak klitelium pun berbeda. Annelida ditandai dengan adanya setae. Cacing yang termasuk Phylum Annelida berbeda dengan cacing yang lainnya yaitu :
1.      Anggota tubuh, saluran pencernaan makanan dan dinding tubuh merupakan coeloem yang sebenarnya, dilapisi oleh epidermis yang disebut peritomium.
2.      Tubuh terbagi atas ruas-ruas yang sering disebut metameria atau somit atau gelang.
3.      Pada bagian anterior terdapat ruas praeoral, yang disebut prostomium.
4.      Sistem saraf terdiri atas sepasang ganglion, dimana tiap-tiap ganglion dihubungkan oleh sepasang saraf sehingga disebut sistem saraf tangga tali.
5.      Tubuh dilapisi oleh lapisan kutikula, tetapi bahannya bukan dari kitine.
6.      Pada rongga tubuh terdapat sekat kitin yang disebut keptum.
Hewan-hewan ini memiliki sistem digesti, saraf, ekskresi dan reproduksi yang majemuk. Sistem-sistem tersebut biasanya bersifat metamerik baik seluruhnya ataupun sebagian. Sebagian besar Annelida memiliki sistem pembuluh yang di dalamnya terdapat arah yang bersikulasi. Hewan ini bersifat diesius atau hermaprodit, walaupun pada beberapa jenis terjadi reproduksi aseksual. Dan kebanyakan Annelida menghasilkan larva yang bersilia.

Kelas I : Chaetopoda

Hidup dalam air laut, tawar atau tanah yang basah. Adanya ruas mudah dilihat sehingga setiap ruas dipisahkan oleh septa. Mempunyai coelom yang sebenarnya.
Chaetopoda terbagi menjadi 2 ordo :
a.       Ordo Polychaeta
Hidup dalam air laut, mempunyai banyak setae. Sebagai contoh : Nereis virens. Jenis kelamin terpisah dan larvanya disebut larva trochophor. Larva trochophor adalah larva yang tidak dapat bergerak sendiri hanya terbawa oleh plankton.
b.      Ordo Oligochaeta
Sebagian besar hidup di tanah yang basah dan air tawar. Oligochaeta hanya mempunyai sedikit setae dan sedikit parapoda. Pada bagian kepala tidak ada appendage (tambahan), hermaphrodit dan tidak mempunyai larva trochophor. Contoh : Lumbricus terrestris. Pada tingkat tertentu dapat menyuburkan tanah, karena lorong-lorong yang dapat diisi udara (O2) dan sisa-sisa kotorannya.

Kelas II : Archiannelida

Merupakan annelida laut yang kecil tidak mempunyai setae, tidak mempunyai parapoda. Contoh : Pollygordius appendiculatus.


Kelas III : Hirudane
Merupakan annelida pipih dorso ventral, tidak mempunyai prostomium. Biasanya tubuh terdiri dari 32 segmen, mempunyai alat penghisap, pada akhir posterior tubuh tidak mempunyai setae, parapoda dan hermaphrodit. Coelomnya kecil karena tidak mempunyai jaringan mesenkim. Sebagai contoh : Hirudo medicinalis. Hirudane terbagi menjadi tiga ordo :
a.    Ordo Achantobdellida dengan ciri tidak memiliki alat hisap anterior, proboscis atau rahang. Pada ruas 2-4 terdapat dua pasang setae yang tiap ruas, coelom bersegmen.
b.    Ordo Rhycobdellida dengaan ciri mempunyai mulut yang kecil dan hidup parasit pada keong dan kaktus serta parasit pada ikan. Contohnya : Pantobdella.
c.    Ordo Gnathobdellida memiliki ciri alat hisap anterior dan posterior biasanya memiliki tiga rahang kitin, tidak memiliki proboscis dan berwarna merah. Contoh : Hirudo medicinal.

 IV.            HASIL PENGAMATAN
A.    Tabel Pengamatan

NO

PANJANG (Cm)
JUMLAH SEGEMEN
1.
Dari prostonium sampai aboral
9,5 cm
194
2.
Dari prostonium sampai klitelium
1 cm
11

    V.            ANALISIS DATA

Klasifikasi :
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Annelida
Classis             : Oligochaeta
Ordo                : Oligochaetales
Familia             : Pheretimanidae
Genus              : Pheretima
Spesies             : Pheretima sp
(Sumber : Hegner dan Engemann. 1968)
                        Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, didapat bagian – bagian cacing tanah terdiri dari mulut, klitelium, segmen, anus, anterior, dan posterior. Panjang cacing tanah  dari bagian prostonium sampai aboral 9,5 cm dan dari prostonium sampai klitelium 1 cm. Jumlah segmen dari bagian prostonium sampai aboral adalah 194 segmen sedangkan dari bagian prostonium sampai klitelium adala 11 segmen. Warna pada cacing tanah yang diamati yaitu merah kecokelatan dengan lender di badannya. Bergerak dari kepala yang diikuti oleh badannya menggunakan ranbut – rambut getar (setae) pada tiap segmen tubuhnya.
                        Cacing tanah (Pheretima sp.) merupakan phylum Annelida dari kelas Oligochaeta. Spesies ini memiliki ciri-ciri tubuh : bagian ujung anteriornya tajam, sedangkan bagian ujung posteriornya lebih tumpul. Tiap-tiap segmen (kecuali segmen pertama dan terakhir) dilengkapi dengan setae. Mulutnya terletak di bagian anterior dekat dengan prostomium. Cacing ini berwarna merah kehitaman dan merupakan hewan hermafrodit, artinya mempunyai dua alat kelamin dalam satu tubuh. Pada segmen terakhir terdapat anus dan biasa disebut anal anus. Bereproduksi secara seksual. Sebagian besar hidup di air tawar atau di darat. Hermafrodit, tidak mempunyai parapodia dan terdapat beberapa setae pada setiap ruas. Terdapat mulut pada bagian anteriornya di segmen pertama dan anus pada bagian posteriornya. Tubuhnya bersegmen dan memiliki klitelium. Berdasarkan pengamatan, pada cacing tanah ini terlihat setai atau bulu yang terdapat pada setiap segmen. Makanan cacing tanah terdiri atas daun-daunan, sisa-sisa tumbuhan  atau hewan yang ada dalam tanah. Materi-materi tersebut dikumpulkan pada waktu malam hari dimana hewan tersebut aktif keluar dari persembunyiannya dan menggaruk-garuk tanah dengan ekornya.
Cacing tanah tidak mempunyai alat respirasi yang khusus untuk mengambil O2 dan membuang CO2. Tugas respirasi dilakukan melalui membran pada seluruh permukaan tubuh. Oleh karena itu di bawah kutikula terdapat banyak pembuluh kapiler guna memudahkan pertukaran gas CO2 dan O2.

 VI.            KESIMPULAN
1.      Morfologi luar cacing tanah antara lain prostonium, klitelium, segmen dan aboral/ anus.
2.      Cacing tanah termasuk phylum Annelida. Annelida terbagi atas tiga kelas yaitu Chaetopoda, Archiannelida, dan Hirudinae .
3.      Cacing tanah termasuk dalam kelas Chaetopoda, yang terbagi menjadi dua ordo Polychaeta dan Oligochaeta.
4.      Cacing tanah terbagi atas segmen-segmen, pada bagian anterior terdapat mulut/prostomium dan badan bagian posterior terdapat anus.









   VII.            DAFTAR PUSTAKA


Bunda Halang, Mahrudin dan Maulana. 2014. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. Banjarmasin: FKIP UNLAM Banjarmasin.

Hegner, Robert.W. & Joseph G.Engemann. 1968. Invertebrates Zoologi. The Macmillan Company Collier-Macmilllan Limited : London.

Jasin, Maskoeri, 1987. Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Sinar Wijaya. Surabaya.

Verma,PS. 2002. A Manual Of Practical Zoologi Invertebrata. Schand dan
                   Company LTD. New Delhi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar