1. Kelas
Asteroida (bintang laut)
Asteroida berasal dari kata Yunani, Aster artinya bintang dan eidos artinya bentuk. Jadi Asteroida
dapat diartikan sebagai hewan berbentuk bintang.
a. Struktur
1. Bentuk
seperti bintang (berlengan 5).
2. Tubuhnya
berduri tersusun zat kapur (osikel).
Pada bagian dasar terdapat duri yang mengalami perubahan disebut pediselaria.
●Pediselaria
berfungsi
a)
Pelindung
ingsang kulit
b)
Menangkap
makanan
c)
Mencegah
sisa-sisa organisma agar tidak tertimbun pada permukaan tanah.
3. Pada ujung-ujung lengan terdapat
alat sensor.
4. Ujung tentakel pada bintik mata yang
mengandung pigmen merah, peka terhadap cahaya.
5. Pada umumnya berwarna oranye, biru,
ungu, hijau atau gabungan warna-warna tersebut.
6. Alat organ tubuhnya bercabang ke
seluruh lengan.
7. Mulut terdapat di permukaan bawah
atau disebut permukaan oral dan anus terletak di permukaan atas disebut
permukaan aboral.
8. Kaki tabung tentakel (tentacle)
terdapat pada permukaan oral. Sedangkan pada permukaan aboral selain anus
terdapat pula madreporit.
9. Banyak dijumpai di zona litoral laut
/ daerah pasang surut ( pantai).
10.
Mempunyai
kemampuan regenerasi /pengembalian diri dari kerusakan tubuh yang cepat.
11.
Mempunyai
kemampuan autotomi : memutuskan tubuhnya yang luka.
b.
System Amblukral (Sistem Saluran Air)
System
saluran air terdiri atas: (1) madreporit (2) saluran batu (3) saluran gelang
(saluran cincin) (4) badan Tiedemann (tempat pembentukan sel-sel amuboid, sel
amuboid ini bertindak sebagai pengisi cairan selom yang berfungsi untuk
respirasi, sirkulasi, dan ekskresi (5) empat buah gelembung poli (6) lima buah
saluran radial (7) saluran transversal (saluran yang menghubungkan antara
saluran radial dan ampulla (8) ampulla (9) kaki tabung bersucker
a. System amblukral
System amblukral
disebut juga system pembuluh air. Pembuluh air dimulai dari suatu lempengan
yang berlubang-lubang di bagian aboral disebut madreporit, kemudian diteruskan
ke saluran cincin melalui saluran batu. Pada sebelah dalam saluran cincin
terdapat 9 tonjolan yang disebut badan
Tiedman; diperkirakan sebagai tempat berkembangnya sel ameboid dalam system
pembuluh air. Saluran cincin letaknya mengelilingi mulut yang kemudian
bercabang satu buah ke tiap-tiap lengannya. Cabang-cabang tersebut dinamakan
saluran radial.
Saluran ini kemudian
bercabang-cabang lagi ke bagian samping dan disebut saluran transversal. Pada
ujung transversal inilah terdapat kaki amblukral yang berhubungan dengan
semacam gelembung berotot yang disebut ampulla. Jika ampulla ini berkontraksi
maka cairan dalam system saluran air akan tertekan masuk ke dalam amblukral,
dengan demikian kaki tersebut akan menjulur. Jika kaki tersebut dengan
lempengan pengisapnya telah menempel pada suatu benda maka otot-otot
longitudinal di bagian kaki akan berkontraksi pula. Dengan demikian air
tertekan kembali ke dalam ampulla, kaki-kaki tesebut memendek kembali dan hewan
tersebut secara perlahan-lahan akan terseret.
Bintang laut memiliki
gejala autotomi karena memiliki daya rege-nerasi yang besar. Sebagai contoh
bila sebuah lengan terluka maka biasanya akan dilepaskan. Lengan tersebut akan
segera membentuk bagian seluruh tubuh yang terlepas hingga utuh kembali.
c.
System Pencernaan Makanan
Asterias forbesi, salah
satu spesies anggota Astreidea, memiliki tipe makanan yang saprozoic dn
holozoic. Saluran pencernaan terdiri atas: (1) mulut (di bagian oral)
dilengkapi otot lingkar dan otot radial (2) esophagus pendek (3) lambung
kardiak (lambung besar) (4) lambung pilorik (lambung kecil), lambung pilorik
bercabang dua ke setiap bagian lengan
yang disebut sekum pilorik dan cabang
yang terdapat di bagian aboral (dekat anus) disebut sekum rektal (5)
anus
Saluran
pencernaan dimulai dari mulut yang berhubungan dengan kerongkongan yang sangat
pendek dan selanjutnya bersambung dengan kantung yang berperan sebagai lambung
bagian muka dan besar (kardiak) dan bagian belakang dan kecil (pylorus). Dalam
proses pencernaan, lambung mengeluarkan sekresi mukosa. Dari pylorus ke saluran
sekum pilorik; di sini dilakukan sekresi enzim untuk mencerna tubuh lunak
moluska mangsanya. Di atas lambung terdapat usus, berupa saluran pendek yang
terbuka pada daerah anus.
Makanan
bintang laut berupa sampah, ikan kecil, siput, dan kerang. Bahan-bahan makanan
yang dicerna dengan bantuan mukosa dan enzim; sedangkan bahan yang tidak
tercerna dikeluarkan melalui mulut. Cairan dalam selom mengandung zat makanan
yang diedarkan oleh silia ke seluruh tubuh.
d.
System Syaraf
Terdapat
3 tempat unit syaraf, yaitu:
1) Di
bagian mulut (ektoneural), tersusun atas cincin syaraf yang mengelilingi mulut
dan 5 tali syaraf radial yang masing-masing menuju ke bagian tangan dan
terletak di bagian bawah saluran radial.
2) System
syaraf bagian dalam (hyponerural), terdiri atas cincin syaraf sirkumoral ganda
yang terletak di atas cincin syaraf ektoneural, bercabang yang menuju ke masing-masing
syaraf radial.
3) System
syaraf yang terletak di bagian selom (aboral), terdiri atas: (1) syaraf anal
(2) syaraf sepanjang bagian atas masing-masing lengan.
e.
Organ Sensoris
Terdiri
atas organ taktil dan bintik mata. Organ taktil berfungsi sebagai indera peraba
di permukaan tubuh sedangkan bintik mata berfungsi untuk membedakan gelap dan
terang.
f.
System Reproduksi
Bintang
laut bersifat diesis. Alat reproduksinya bercabang-cabang dan terletak di
setiap lengan. Alat reproduksi betina menghasilkan banyak telur (sekitar 2,5
juta setiap 2 jam0; sedangkan yang jantan menghasilkan spermatozoa yang lebih
banyak dari pada ovum. Fertilisasi terjadi di air, selanjutnya akan dihasilkan
larva bipinaria.
Gambar.
Reproduksi Bintang Laut
g.
System Respirasi
Respirasi
terjadi dalam brankhia dermalis, yaitu suatu kantung berbulu halus yang
dilengkapi dengan silis; organ ini terletak pada semua lengan bagian kulit.
Silis sebelah luar bertugas mengalirkan air beroksigen ke permukaan brankhia
secara tetap, sedangkan silia sebelah dalam mendorong cairan tubuh ke dalam
brankhia. Pada saat cairan berada dalam brankhia terjadilah pertukaran oksigen
dengan karbondioksida seperti halnya pada paru-paru vertebrata.
h.
System Ekskresi
Ekresi
dilakukan oleh sel-sel amebosit yang terdapat pada cairan selom. Zat sisa ini
dibawa keluar melalui dinding derma brankhalis.
●Contoh
spesies dari kelas Asteroidea
Astropecten irregularis, Crossater
supposes sp., Acanthaster planci, dan Asterias forbesi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar