PRAKTIKUM II.1
Topik : Uji Reaksi Protein
Tujuan : Untuk menguji protein dengan
larutan biuret
Hari/
tanggal : Jum’at/ 11 April 2014
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP
UNLAM Banjarmasin
I.
ALAT DAN BAHAN
A. Alat – alat :
1.
Tabung reaksi
2.
Rak tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Gelas ukur 100 ml
5.
Beaker glass
6. Kertas label
7. Baki
B.
Bahan
– bahan :
1. NaOH 2,5 N
2. Larutan protein dari berbagai sumber protein:
A. Telur
:
a.
Telur penyu
b.
Telur puyuh
c.
Telur ayam ras
d.
Telur ayam kampung
e.
Telur itik tambak
B.
Susu :
a.
Susu kental manis
b.
Susu kedelai
c.
Susu encer (cap beruang)
d.
Susu bubuk
e.
Susu bubuk (balita)
3. Larutan
CuSO4 0,01 M
II.
CARA KERJA
1. Memasukkan bahan (protein)
sebanyak 3 ml ke dalam tabung reaksi.
2. Menambahkan
5 tetes NaOH,setelah itu di homogenkan.
3. Mendiamkan
selama 10 menit, setelah warna mulai berubah menjadi keunguan baru di tetesi
dengan CuSO4 sebannyak 5 tetes.
4. Mengamati
perubahan yang terjadi.
5. Menulis
hasil pada lembar pengamatan.
III.
TEORI
DASAR
Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai molekul
yang sangat bervariasi, dari 5000 hingga lebih dari 1 juta. Disamping berat
molekul yang berbeda-beda, protein mempunyai sifat yang berbeda-beda pula. Ada
protein yang mudah larut dalam air, tetapi ada juga yang sukar larut dalam air.
Rambut dan kuku adalah suatu protein yang tidak larut dalam air dan tidak mudah
bereaksi, sedangkan protein yang terdapat dalam bagian putih telur mudah larut
dalam air dan mudah bereaksi.
Ada 4 tingkat struktur dasar protein, yaitu struktur
primer, sekunder, tersier, dan kuartener. Struktur primer menunjukkan jumlah,
jenis dan urutan asam amino dalam molekul protein. Oleh karena ikatan antar
asam amino ialah ikatan peptida, maka struktur protein juga menunjukkan ikatan
peptida yang urutannya diketahui. Protein adalah polimer dari asam amino dan
merupakan penyusun sebagian besar dari tubuh manusia dan hewan yang bertingkat
tinggi. Sebagian besar protein merupakan penyusun tubuh , daging dan sebagian
lagi berfungsi sebagai katalisator atau enzim yang menyebabkan reaksi-reaksi
tertentu. Secara kasar protein terdiri dari protein serat, protein konjugasi,
dan protein globular.
Ditinjau dari segi unsur yang menyusun, protein terdiri
dari unsure C, H, O dan N. Beberapa diantara protein juga mengandung belerang,
fosfor dan beberapa unsure logam seperti seng, besi dan tembaga. Banyaknya
unsure dalam suatu bahan pangan merupakan criteria penetapan kadar protein.
Banyaknya nitrogen rata-rata dalam suatu protein berkisar 16 % . Protein banyak
terdapat dalam kulit, rambut, otot, putih telur, dan sutra.
Protein
berfungsi untuk membentuk sel-sel baru, dan memperbaiki sel-selnya yang rusak.
Untuk menunjukkan adanya protein dapat dilakukan dengan reaksi uji protein,
salah satunya reaksi biuret untuk menguji adanya ikatan peptida. Dalam reaksi
ini pritein ditambahkan beberapa tetes CuSO4 dan ditambah NaOH akan
menghasilkan larutan yang berwarna merah sampai ungu.
Untuk
mengetahui adanya protein dalam suatu objek dapat dilakukan dengan beberapa
uji, diantaranya : uji biuret, pengendapan dalam garam, uji koagulasi, dan uji
sulfur dalam protein.
Biuret
dihasilkan dengan memanaskan urea kira-kira pada 180°C.
NH2 NH2
C = O
+ C = O Urea
NH2 NH2
Reaksi ini disebut reaksi biuret, kemungkinan terbentuk kompleks
Cu++ dengan gugus –CO dan –NH
dari ranta peptida dalam suasana basa. Dipeptida dan asam-asam amino (kecuali
histidina, serina dan treonina) tidak memberikan uji ini. Dalam larutan basa,
biuret memberikan warna violet dengan CuSO4.
Reaksi-reaksi khas protein antara lain adalah: reaksi
Xantoprotein, reaksi Hopkins-Cole, reaksi Millon, reaksi Nitroprusida, reaksi
Sakaguchu, dan sebagainnya.
IV.
HASIL
PENGAMATAN
A.
Tabel
Pengamatan
1. Pengamatan
dengan bahan telur
No
|
Bahan
Telur
|
Setelah
di tetesi CuSO4 + NaOH (5 tetes)
|
1
|
Telur penyu
|
Kuning keunguan (ada gumpalan
|
2
|
Telur puyuh
|
Bening keunguan (penambahan CuSO4 5
tetes) banyak gelembung, berwujud koloid.
|
3
|
Telur ayam ras
|
Bening keunguan (ada gumpalan, kental
dan terdapat endapan berwarna kuning)
|
4
|
Telur ayam kampung
|
Bening keunguan berwujud koloid
|
5
|
Telur itik tambak
|
Bening keunguan (seperti jel) dan ada
gelembung
|
A. Pengamatan
dengan bahan susu.
No
|
Bahan
susu
|
Setelah
di tetesi CuSO4 + NaOH ( 5 tetes)
|
1
|
Susu kental
manis
|
Putih keunguan
(di tetesi 5 tetes NaOH + CuSO4)
|
2
|
Susu
kedelai
|
Ungu
ke abu-abuan ( setelah di tetesi 10 tetes CuSO4)
|
3
|
Susu encer
(cap beruang)
|
Kuning
kecoklatan agak ke ungu-unguan
|
4
|
Susu
bubuk
|
Putih
keunguan
|
5
|
Susu bubuk
balita
|
Putih keunguan
(penambahan CuSO4 menjadi 20 tetes)
|
Urutan
warna dengan bahan beberapa jenis telur dari warna yang tua ke muda antara lain
:
1. Telur
itik tambak
2. Telur
ayam kampung
3. Telur
ayam ras
4. Telur
puyuh
5. Telur
penyu
Sedangkan
urutan warnan dengan bahan beberapa jenis susu dari warna yang tua ke warna yang muda antara lain
:
1. Susu
kedelai.
2. Susu
encer (cap beruang).
3. Susu
bubuk.
4. Susu
balita
5. Susu
kental manis.
B.
Foto
Pengamatan
1.
Bahan
susu
|
2.
|
V.
ANALISIS
DATA
Pada
pecobaan yang dilakukan melalui reaksi uji protein pada berbagai macam telur
dan susu memberikan asil yang berbeda – beda, antara lain :
A. Kandungan
protein dari berbagai jenis telur, Berdasarkan urutan warna yang dihasilkan,
antara lain :
1. Telur
itik tambak
Pada
percobaan yang dilakukan pada putih telur itik tambak yang telah ditambahkan 1
ml NaOH dan 5 tetes CuSO4, setelah dikocok menghasilkan warna bening
keunguan seperti gel dan terdapat gelembung. Warna bening keunguan menunjukkan
bahwa telur itik tambak memiliki kandungan protein yang tinggi. Larutan yang
menjadi seperti gel disebabkan karena protein yang mengalami denaturasi apabila
ditambahkan zat kimia tertentu atau apabila mengalami proses pemanasan.
2. Telur
ayam kampung
Pada
percobaan yang dilakukan pada putih telur ayam kampung yang telah ditambahkan 1
ml NaOH dan 5 tetes CuSO4, setelah dikocok menghasilkan warna bening
keunguan berupa koloid. Warna bening keunguan menunjukkan bahwa telur ayam
kampung memiliki kandungan protein yang tinggi juga. Larutan yang berupa koloid
menunjukkan bahwa larutan tersebut mengalami pengendapan.
3. Telur
ayam ras
Pada
percobaan yang dilakukan pada putih telur ayam ras yang telah ditambahkan 1 ml
NaOH dan 5 tetes CuSO4, setelah dikocok menghasilkan warna bening
keunguan terdapat gelembung, kental, dan terdapat endapan berwarna kuning Warna
bening keunguan menunjukkan bahwa telur ayam ras memiliki kandungan protein
yang tinggi juga.
4. Telur
puyuh
Pada
percobaan yang dilakukan pada putih telur puyuh yang telah ditambahkan 1 ml
NaOH dan 5 tetes CuSO4, setelah dikocok menghasilkan warna bening
keunguan terdapat gelembung, serta berbentuk koloid. Warna bening keunguan
menunjukkan bahwa telur puyuh juga memiliki kandungan protein namun lebih
rendah dari pada telur itik tambak, ayam kampong, dan ayam ras.
5. Telur
penyu
Pada
percobaan yang dilakukan pada putih telur penyu yang telah ditambahkan 1 ml
NaOH dan 5 tetes CuSO4, setelah dikocok menghasilkan warna bening
keunguan terdapat gumpalan. Warna bening keunguan menunjukkan bahwa telur puyuh
juga memiliki kandungan protein namun lebih rendah dari pada telur itik tambak,
ayam kampong, dan ayam ras.
B. Kandungan
protein dan berbagai jenis susu, Berdasarkan urutan warna yang dihasilkan
antara lain :
1. Susu
kedelai
Pada
percobaan yang dilakukan pada susu kedelai yang telah ditambahkan 1 ml NaOH dan
20 tetes CuSO4, warna yang dihasilkan adala ungu keabu – abuan
menunjukkan bahwa larutan susu kedelai mengandung protein tetapi memiliki kadar
protein lebih rendah karena warna larutan menjadi berubah setelah ditetesi 5
tetes NaOH kembali.
2. Susu
cap beruang
Pada
percobaan yang dilakukan pada susu cap beruang yang telah ditambahkan 1 ml NaOH
dan 20 tetes CuSO4, warna yang dihasilkan adala kuning kecokelatan
agak keunguan. Warna yang dihasilkan menunjukkan bahwa larutan susu cap beruang
memiliki kadar protein dari pada kendungan protein pada susu kedelai.
3. Susu
bubuk
Pada
percobaan yang dilakukan pada susu bubuk yang telah ditambahkan 1 ml NaOH dan
20 tetes CuSO4, warna yang dihasilkan adalah putih keunguan. Warna
yang dihasilkan menunjukkan bahwa larutan susu bubuk memiliki kadar protein
lebih rendah dari pada susu kedelai dan susu cap beruang.
4. Susu
balita
Pada
percobaan yang dilakukan pada susu bubuk yang telah ditambahkan 1 ml NaOH dan
20 tetes CuSO4, warna yang dihasilkan adalah putih keunguan. Larutan
susu balita memiliki kandungan protein yang rendah karena dapat mengalami
perubahan warna setelah ditetesi CuSO4 sebanyak 20 tetes.
5. Susu
kental manis
Pada percobaan
yang dilakukan pada susu kental yang telah ditambahkan 1 ml NaOH dan 20 tetes
CuSO4, warna yang dihasilkan adalah putih keunguan. Warna yang
dihasilkan menunjukkan bahwa larutan susu kental manis mengandung protein tidak
terlalu tinggi.
Penambahan larutan NaOH
pada putih telur merupakan perlakuan untuk menciptakan kendisi basa yang
mendukung terhadap terbentuknya kompleks pada saat ditambahkan CuSO4.
Penambahan CuSO4 yang menghasilkan senyawa kompleks berwarna ungu
menunjukkan adanya asam amino atau protein. Semakin ungu warna yang dihasilkan
maka semakin tinggi pula kandungan protein pada larutan tersebut.
VI.
KESIMPULAN
1. Uji biuret dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
kandungan protein pada suatu larutan yang ditunjukkan oleh adanya warna ungu.
2. Protein merupakan senyawa polipeptida yang dihasilkan
oleh polimerisasi asam- asam amino.
3. Semakin tua warna ungu yang dihasilkan, maka semakin
tinggi pula tingkat kandungan protein pada larutan tersebut.
4. Berdasarkan
percobaan yang dilakukan,kandungan
protein telur dari yang tinggi ke rendah adalah telur itik tambah, telur ayam
kempung, telur ayam ras, telur puyuh, dan telur penyu.
5. Berdasarkan
percobaan yang dilakukan kandungan protein pada susu dari yang tinggi ke rendah
adalah susu kedelai, susu cap beruang, susu bubuk, susu balita, dan susu kental
manis.
VII.
DAFTAR
PUSTAKA
Noorhidayati dan Hardiansyah. 2014. Penuntun Praktikum Biokimia. FKIP UNLAM
: Banjamasin.
Poedjiadi,
Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia.
Jakarta : UI.
Tim
Penyusun Kimia. 2002. Kimia Biomolekul.
Intan pariwara : Klaten.
LAMPIRAN
Pertanyaan :
1.
Warna apa yang terjadi?
2.
Mengapa harus dihindarkan kelebihan CuSO4?
3.
Mengapa garam ammonium mengganggu?
4.
Sebutkan dua macam zat lain selain
protein yang memberikan uji biuret positif?
Jawaban
pertanyaan :
1.
Pada
percobaan uji Biuret warna yang terjadi pada telur yaitu : telur itik pantai
warna yang dihasilkan adalah ungu tua. Telur Ayam kampung warna yang dihasilkan
adalah ungu tua.Telur penyu warna yang dihasilkan adalah ungu muda trasparan.
Telur puyuh warna yang dihasilkan adalah ungu yang tidak merata dan terdapat
warna hitm yang berada dibawah tabung reaks. Telur itik tambak warna yang
dihasilkan adalah ungu bercampur.
2.
CuSO4
yang berelebihan harus
dihindarkan sebab mengandung Cu2+ yang dapat menggumpalkan larutan
allbumin, sehingga endapan yang terbentuk setelah di tetesi CuSO4
tersebut dapat berubah menjadi
putih telur ( keadaan semula) maka CuSO4
harus digunakan sesuai dengan
tujuannya.
3.
Garam
amonium mengganggu karena protein yang terbdiri dari beberapa unit/ yang disebut oligomir pada umumnya mengalami diasosiasi
bila dilarutkan dalam larutan garam dan nantinya akan terjadi pengendapan oleh
penambahan garam amonium itu sendiri yang menyebabkan terjadinya dehidrosi
protein atau kehilangan air. Akibat proses dehidrasi ini molekul protein yang
memiliki larutan paling kecil akan mudah mengendap.
4.
Zat
lain yang menunjukkan uji biuret positif yaitu : lemak dan karbohidrat.
merit casino【VIP】schnadu's 【WG98.VIP】
BalasHapusmerit casino,【WG98.vip】⚡, merit casino,【WG98.vip】⭐, merit casino,droid,goldfish casino,poker,sky jackpots,bet 메리트 카지노 쿠폰 online,jackpot city casino,wizard planet win 365 club